Sore Di Tepi Kanal (Dream) – cerdaskan.com.
Sebuah karangan
imajinasi seorang pemuda.
Dia itu indah, seindah
melihat selainnya. Untuk pertama kalinya aku datang ke sebuah tempat yang tak
ku ketahui sebelumnya. Ternyata tempat itu adalah dia. Benar sekali, itulah
rumahnya. Mungkin aku orang terbodoh untuk hal ini, hal semudah dan se-ringan
ini tak kuketahui asalnya.
Beberapa menit aku
disini, rupanya indah itu semakin pudar dari pandanganku. Entah kenapa, aku
merasa ada hal yang tak kulihat selama aku berdiri disana tadi. Tepatnya indah
untuk pertama kali. Matahari sore seakan telah menyuruhku beranjak dari tempat
ini. tentu, senyumnya itu seakan tak pedas lagi di mukaku. Matahari menyuruhku
pulang.
Aku pun sadar bahwa
hari sudah sore, pekerjaan rumahpun menantiku sambil menari seakan mengajak
dansa. Tapi, sebenarnya tidak, mereka ingin aku membereskannya. Akupun pulang.
“Di, dicari ayah
dirumah !’ seorang pak tua menyapa ku suruh pulang oleh ayah. Pak didi namanya.
Umurnya sudah tergolong lansia, dan ia baru pulang dari ladangnya. “Oh, iya pak
di!” Jawabku hanya itu, dengan rendahnya nada. Aku pun sudah tahu apa tujuan
ayahku menyuruh pulang cepat. Karena dia sendiri, ibu telah tiada, hanya aku
dan ayah yang menghuni rumah cukup tua tak jauh dari kanal tempat
tongkronganku.
“Yah, !” ku panggil
ayah setiba aku di rumah. Tak ada jawaban. Hanya suara kambing merengek yang ku
dengar. Mungkin ayah di kandang, fikirku. Setelah kulihat ternyata tak ada
juga. Dimana? Aku bingung. Kata pak di aku disuruh pulang tadi. Kambing terus
mengeluarkan suaranya mbekkk…!!! Menyuruhku memberinya beberapa caukan rumput
kesukaannya. Yah, memang kambing yang manja. Tapi, itulah memang sifatnya.
Hari pun mulai sore
yaitu pukul 4:35 ayah pun tak kunjung tampak di depan mukaku. Ku tunggu sampai
akhirnya tepat pukul lima sore. Sebenarnya aku bingung, tapi tak tahu kenapa
aku bingung. Dia menyuruhku pulang namun dia tak ada.
“Di, ini nanti
kasihkan ayahmu ya,!” Bu’ umi memberiku bandrek kesukaan ayah. Bu umi itu baik
orangnya, sayang dan perhatian dengan keluargaku. Dia itu tetanggaku yang
paling baik. Orangnya santai dan asik. “Oh, iya makasih bu, ntar ku kasih ayah”,
jawabku itu. “oke, jangan lupa ya!’ pesannya. “beres bu,!” jawabku. Ku letakkan
bandrek itu di meja tempat duduk ayah, dan ku tunggu sampai ayah pulang. Sudah jam
5:30 ayah tak pulang. Sedihku pun mulai datang, dimana sebenarnya ayah berada,
dan kemana ia pergi. Tak biasanya jam segini dia tak di rumah, ayah tak
bekerja, ayah telah di PHK, apa ayah bekerja? Akupun banyak Tanya pada angin
yang berembus terhirup hidungku.
“Di, bangun di, mandi
sudah sore,!” Seseorang membangunkanku suaranya lembut. “hah, aku terkejut.” Dan
langsung bangun. “ya, ampun jam segini masih tidur, sudah mandi dulu sana!”
ternyata aku tidur dan bermimpi.
Dan aku pun sedih,
karena sebenarnya dia itu tak ada. Dia sudah pergi lebih dulu dari ku dengan
mengajak kekasihnya.
Bu umi tadi yang
membangunkanku dan menyuruhku mandi, namun aku tak mandi. Aku pergi kebelakang
rumah dan tepat pukul kira-kira 5:40 aku sampai di tepi kanal pavorit ku duduk
sambil melihat lalu lintas dijalanan. Kulihat matahari yang ingin segera
pulang, ternyata dia masih indah, indah sekali kalau dilihatnya sore. Tapi aku
datang telat, dia sudah mau pulang, pulang kerumahnya. Namun, senang rasanya
karena aku masih sempat melihatnya sore ini dan ku ucapkan kata selamat
tinggal, kulihat dia itu ayah dan ibuku. Dan ternyata mereka tetap indah meskipun
mereka telah tiada. Dia itu indah, seindah melihat selainnya. Sore ku ini ditepi
kanal aku terlamabat untuk menemuinya.
Pesan :
Jangan tidur di sore
hari karena tidak baik bagi kesehatan tubuh dan menimbulkan lemas otak.
Baca doa sebelum tidur
agar tidur nyenyak, sebab, tidur di sore hari mayoritas akan bermimpi aneh.
Terimakasih sudah
membaca. Tinggalkan komentar anda jika berkesan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Telah membaca artikel kami. Silahkan tinggalkan komentar anda disini.